Selektif Memilih Sobat di Kantor

Astaga!Karir –

Begitu juga di kantor, dimana Anda bekerja dan mengaktualisasikan diri. Anda pasti dikelilingi oleh teman-teman yang siap bekerjasama dengan Anda. Sulit dibayangkan jika Anda tidak memiliki seorang temanpun di kantor, tentu akan sangat menyedihkan bukan….? Untuk itulah Anda harus bersikap luwes agar teman-teman dekat pada Anda. Dikelilingi oleh teman-teman yang ramah, hangat, dan akrab akan membuat Anda merasa nyaman.

Memang dalam berteman di kantor, Anda tidak perlu pilih-pilih tebu. Tetapi dalam menentukan sahabat, tentu Anda harus lebih selektif dan bijaksana. Karena tidak semua teman di kantor bisa menjadi sahabat Anda. Pilihlah sahabat yang dapat memberi pengaruh positif. Bukan hanya secara pribadi, tetapi juga dapat memberi pengaruh yang baik bagi karir dan pekerjaan Anda. Hindari teman yang hanya ingin ‘bersenang-senang’ dengan Anda tanpa kontribusi berarti bagi perkembangan kualitas diri Anda dan pekerjaan.

Tentu ada beberapa hal yang mendasari hingga dua orang teman bisa menjadi sepasang sahabat. Hal pertama yang menyebabkan orang menjalin persahabatan, umumnya karena persamaan minat dan kepentingan. Misalnya, sama-sama minat dan hobi musik, olahraga, dan sebagainya. Tetapi kalau wanita, persahabatan yang dilakukan lebih ke masalah emosionil dan perasaan. Wanita sekalipun itu wanita karir yang sukses tetap membutuhkan sahabat untuk berbagi rasa atau ‘curhat’.

Seorang sahabat di kantor, dapat memberi dukungan jika Anda mengalami masalah, memberi semangat dan menghibur Anda. Begitu juga sebaliknya, jika sahabat Anda dirundung masalah, Andalah yang ‘gantian’ menghibur dan mendukungnya. Tentu saja ajang curhat Anda dan sobat jangan dilakukan saat jam kantor. Carilah waktu yang tepat untuk ‘ngobrol’ atau ‘curhat’ seperti jam istirahat atau jam pulang kantor.

Bersahabat di kantor juga tidak harus selalu satu bagian atau satu bidang dengan Anda. Bisa saja Anda justru merasa lebih akrab dan cocok dengan teman dari bagian lain. Misalnya jika Anda sekretaris tak mesti bersahabat dengan sekretaris juga. Bisa jadi Anda justru akrab dengan teman dari bagian marketing misalnya.

Hal yang patut diingat, jangan jadikan persahabatan itu sebagai suatu ‘ketergantungan’. Misalnya Anda berdua bak dua orang yang tak terpisahkan, makan siang berdua, pulang berdua, kemana-mana berdua. Sebenarnya itu adalah hak Anda, namun hubungan yang terkesan ‘sangat dekat’ dengan sahabat di kantor, mengesankan Anda orang yang ‘eksklusif’, tidak bisa menerima kehadiran teman yang lain dan tentu ‘cap’ sombong akan melekat pada Anda.

Dampak lainnya, kalau sudah tergantung, Anda akan bingung dan sangat kehilangan jika suatu saat sahabat itu tidak berada di lingkungan kantor Anda. Misalnya ia terpaksa pindah ke perusahaan lain karena sesuatu hal. Jika emosi Anda sudah sedemikian terikat padanya, bisa jadi Anda akan mengikuti jejaknya, ‘pindah kerja’ ke kantor yang dekat dengan kantor barunya. Atau bisa saja Anda akan berusaha satu kantor lagi dengannya.

So, dalam bersahabat di kantor, Anda juga harus bersikap profesional! Pada dasarnya Anda harus mengutamakan hubungan baik dengan semua rekan-rekan Anda di kantor. Hanya, ‘porsi’ kedekatan Anda dengan sahabat tentu berbeda dibanding dengan teman-teman lainnya. Jadikan sahabat Anda motivasi dalam meraih kemajuan. Mintalah selalu masukan-masukan berharga darinya tentang kekurangan Anda dalam pekerjaan maupun pribadi. Tetapi meski seorang sahabat, ia tetap harus menjadi penilai yang objektif terhadap kinerja dan diri anda.

Nah bagi Anda yang mau sobatan di kantor, dibawah ini adalah saran dan tips yang perlu anda simak:

* Jangan langsung memutuskan untuk bersahabat dengan seseorang kalau baru beberapa kali bertemu. Anda membutuhkan waktu untuk mengetahui siapa dan bagaimana dia sebenarnya. Bila sudah mulai dekat, jangan mengungkapkan semua hal pribadi Anda padanya sekaligus. Saringlah apa-apa saja yang bisa Anda ceritakan dan mana yang tidak.

* Bila Anda merasa tidak cocok dengan seseorang, sementara ia tertarik menjadi sahabat anda, Anda berhak menolaknya. Namun jangan terang-terangan menolaknya. Gunakan cara yang simpatik dan jangan sampai ia berpikir bahwa Anda merasa lebih hebat dari dia.
Begitu juga sebaliknya, jika ia tidak menginginkan Anda menjadi sahabatnya, jangan sakit hati. Masih ada teman lain di kantor, yang lebih ‘pas’ jadi sahabat Anda.

* Bila sahabat Anda berbeda ‘level’ atau posisi pekerjaan, ada baiknya Anda pertimbangkan pengaruhnya (positif atau negatif) bagi pekerjaan dan persahabatan anda berdua nantinya.

* Bila sobat Anda menceritakan sesuatu yang sangat pribadi dan rahasia, Anda harus bisa menjaganya. Jangan sampai Anda mengumbar rahasia itu pada teman-teman sekantor. Kalau Anda sampai melakukannya, dia bukan hanya tidak percaya lagi pada Anda, tetapi bisa saja memutuskan persahabatan dengan Anda. Tentu saja kondisi ini membuat Anda sangat tidak nyaman berada di kantor, hingga dampaknya bisa mempengaruhi pekerjaan Anda.

* Bila persahabatan Anda di kantor terpaksa harus ‘bubar jalan’, jangan sampai mempengaruhi kualitas pekerjaan Anda. Kembangkan sikap profesional, lakukan pekerjaan sebagaimana mestinya.

Pada intinya hubungan persahabatan yang Anda jalin di kantor harus benar-benar sehat dan saling memberi pengaruh positif. Jadikanlah persahabatan Anda sesuatu yang menyenangkan, baik bagi pekerjaan dan kehidupan sosial Anda. So, mengasyikan kan punya sohib yang oke di kantor…?

Tinggalkan komentar