What The Hell Are Going On Their Mind?

Barusan ada sales brownies yang narik setoran dan ambil sisa brownies yang masih ada. Warung kecil kayak gini aja, bakul brownies sampe tiga. Mau nolak waktu mereka nitipin dagangan, gak tega, wong sama-sama lagi usaha. Tapi kalau lagi sepi gini, dagangan sisa banyak, setoran gak seberapa, kasihan juga.

Suplayer brownies tadi dari luar kota, salesnya anak muda, pake sepeda motor . Narik setoran senilai Rp. 5600. Lima ribu enam ratus rupiah sodara-sodara! Sering juga lebih sedikit dari itu. Gak tega nyebutinnya. Narik jarak seminggu dari saat nitip dagangan dulu. Seminggu sodara! Untuk ambil 5600 rupiah..

Bayangin biaya hidup anak muda jaman sekarang, biaya transport ngider, biaya produksi si brownis, de el el. Laa khaula walaa quwwata illa billah..

Sales itu gak sendiri. Ada banyak orang-orang hebat serupa dia. Sales aneka krupuk, bolu, kacang bawang, kacang telur, dodol kacang ijo, dan lain-lain. Mengukur jalan di terik siang, menyambangi satu persatu warung, ngecek dagangan, narik setoran dan ngambil sisa dagangan yang jamuran, entah mau diapakan…

Sambil mengansurkan recehan itu, saya kadang berucap masygul. “ Lagi sepi je, Mas!”.

Mereka tak mengeluh dan hanya berucap , “Tak apa, Bu. Makasih!’ . sambil mengemas sisa dagangan dan menatanya kembali di bronjong yang overload itu. Mereka orang-orang hebat. Sepenuh hati saya angkat topi.

Saya menatap dia pergi. Teringat dulu saat suami juga jualan roti. Pernah suatu waktu. Sebuah kios dititipi seratusan biji, seminggu kemudian ditarik, roti sudah berjamur, tapi jumlah masih utuh. Ternyata, persis setelah dititipi,karena suatu sebab, kios tutup beberapa hari. Praktis tak ada yang terjual, semua kembali. Di rumah saya sortir. Beberapa yang masih layak, saya panggang pake sedikit mentega , buat makan sendiri dan dibagiin ke tetangga . *ngelapairmata

Sekarang setiap kali menerima titipan dagangan, apalagi makanan basah, saya berupaya ada display yang memadai biar hal serupa yang terjadi pada saya, tak menimpa mereka.

Beberapa kali saya nolak karena dagangan atau pasar saya liat gak cukup prospektif. Raut mereka kecewa, tapi saya lebih gak tega kalau akhirnya dagangan mubadzir saat ditarik minggu depan. Roti jamuran, bisa diapakan. Sesekali katanya ada peternak lele yang mau nampung, tapi seringkali berujung di tungku alias pawon sodara! Jadi kayu..ah bukan kayu, pokoknya benda yang dibakar bersama merang padi di tungku-tungku dapur orang-orang kampung seperti saya.

Lanjutkan membaca “What The Hell Are Going On Their Mind?”

Olahraga dan Sauna Gratis di KRL Jabodetabek

KRL
Jual Sandal Nama Unik dan Lucu @ JawaraShop.com

~Buat yang ingin merasakan ‘sauna’ gratis ala KRL 🙂

Saya suka olahraga. Setelah operasi ganti hati yang saya lakukan di Cina, saya jadi sadar bahwa gaya hidup saya ala wartawan memang kurang sehat. Saya biasa begadang yang berarti (sori bang Haji, saya tidak suka begadang kalau tiada artinya), berupa rapat redaksi, mengecek pesan editorial, melihat kemajuan cetak, sampai persiapan pengiriman koran.

Tapi akibat begadang yang berarti itu, baru terasa 20 tahun kemudian. Hati saya bengkak dan satu-satunya cara bertahan adalah ganti hati. Gara-gara hati bengkak itu, saya gampang jatuh hati, termasuk ke Ayu Azhari dan Widyawati . Halah..

Singkat cerita, saya ganti hati di Cina dan memulai kehidupan baru dengan hati berusia 20 tahunan, dan selalu rajin berolahraga. Ketika di PLN, karena apartemen cukup dekat, saya sering berjalan kaki ditemani istri. Setelah sampai di PLN, saya mandi dulu, segar. Hanya ada yang kurang. Enaknya setelah olahraga memang mandi sauna. Sayangnya PLN tidak menyediakan spa di kantor.

Saya terus terang iri pada 400 penduduk Jabodetabek yang tiap pagi dan sore disediakan sauna gratis, bonus dari membeli tiket KRL Jabodetabek. Mau beli tiket ekonomi atau Commuter Line yang ber-AC, semua diberi bonus sauna. Perusahaan penyedia jasa KRL Jabodetabek ini memang sangat pengertian.

krl-sauna-

Sore setelah lelah bekerja, mengejar bis atau jalan ke stasiun, badan tentu capek. Karena itulah dengan membeli tiket Rp 8.000 atau 9.000, bisa mendapatkan sauna gratis antara 30-90 menit. Kadang diberi bonus bisa 2-3 jam, tergantung saat itu ada bonus pantograf atau KRL berhenti lama.

Pembaca masih ingat kan beda istilah ‘banjir’ dan ‘genangan’ dari sang ahli mengatasi banjir, macet, dan tata kota? Menurut bang Kumis, ‘genangan’ itu air yang berkumpul di suatu tempat, karena sesuatu dan lain hal, yang akan surut dalam waktu 3 jam. Banjir ya genangan yang lebih dari 3 jam.

Nah, KRL berhenti lama itu kalau berhenti karena sesuatu dan lain hal, dalam waktu kurang 3 jam. Kalau lebih dari 3 jam, itu namanya mogok. Rata-rata KRL yang ada ‘sesuatu’, sudah bisa ditarik dalam waktu 3 jam. Jadi technically itu bukan mogok.

Soal sauna, sayangnya tidak semua penumpang bersedia diberi bonus, dengan berbagai alasan. Ada yang suka naik ke atap, disebut atapers. Sepertinya mereka lebih suka sun bathing.

krl-tingkat

Lanjutkan membaca “Olahraga dan Sauna Gratis di KRL Jabodetabek”

6 Alasan Birokrat DKI yang Kantornya Masih ‘Tidur’ Saat Jokowi Sidak


Jual Tas Bayi HDY Baby Diaper Bag @ http://TasBayi.JawaraShop.com

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kemarin melakukan sidak ke 2 kantor kecamatan, Kecamatan Senen dan Kecamatan Cempaka Putih, serta 2 kantor kelurahan, Kelurahan Senen dan Kelurahan Cempaka Putih Timur. Hasilnya, banyak birokrat belum di kantor saat jam buka pelayanan warga dimulai. Alasannya? Seperti berikut ini.

Jokowi berangkat dari Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta pusat, sekitar pukul 07.30 WIB, Selasa (23/10/2012). Jokowi menggunakan mobil Innova hitam bernopol B 1123 RFR.

Setelah sampai di kantor kelurahan Senen sekitar pukul 07.45 WIB, raut muka Jokowi terlihat serius karena melihat hanya ada sekitar 7 pegawai di sana. Bahkan Kepala Kelurahan Senen juga beserta wakilnya belum datang ke kantor.

Tidak hanya ke Kelurahan Senen, Jokowi juga langsung menuju ke Kecamatan Senen yang hanya berjarak beberapa meter dari Kelurahan Senen. Sama seperti kondisi di Kelurahan Senen, Kepala Kecamatan Senen hingga pukul 07.50 WIB masih belum datang saat Jokowi berkunjung ke kantornya. Jokowi hanya terlihat berbicara dengan salah satu pegawai kecamatan dan bergegas pergi lagi.

Jokowi kemudian datang ke Kecamatan Cempaka Putih sekitar pukul 8.35 WIB. Jokowi melihat loket pelayanan KTP belum buka. Apa alasan para birokrat DKI itu?

Jual Sandal Nama Unik dan Lucu @ http://JawaraShop.com

1. Antar Istri ke Pertemuan PKK

Ibu PKK

Lurah Senen, Jakarta Pusat Anwar Maolana absen saat Gubernur DKI Jokowi datang ke kantornya. Anwar tidak ada di tempat, alhasil Jokowi pun tak bisa bertemu dengannya. Ke mana Anwar?

Pak Lurah ke Wali Kota, nganterin istrinya kegiatan PKK. Ketemu Ibu Gubernur,” kata Wakil Lurah Senen M Rodi saat ditemui di kantornya, Selasa (23/10/2012).

Saat detikcom menyambangi kantor Kelurahan Senen, Lurah Anwar tidak ada di kantornya. Rodi menyebut Anwar sudah datang tadi, tapi hanya sebentar. Dia kemudian pergi ke kantor kecamatan yang berada tidak jauh.

Acara ini juga yang dijadikan alibi Camat Cempaka Putih, Asril Rizal saat Jokowi tak menemukannya di Kantor Kecamatan Cempaka Putih.

Sebenarnya Pak Camat tadi pagi sudah ada di sini. Sudah Absen. Pak Camat tadi ada acara di Wali kota. Terus berangkat ada acara PKK. Ada Ibu Jokowi di Wali Kota,” tutur Sekretaris Camat, Munawar, saat ditemui di kantornya, Kecamatan Cempaka Putih, Jl Kompleks Perkantoran Rawa Kerbau No 3, Jakarta Pusat, Selasa (23/10/2012).

Munawar menerangkan, di tengah perjalanan ke Walikota, Pak Camat baru mendengar soal Sidak Jokowi di kantornya.

Pak Camat di tengah perjalanan turun karena mengetahui Pak Jokowi ke sini, terus naik ojek ke sini. Sampai di sini Pak Jokowi sudah berangkat,” jelasnya.

Saat detikcom tiba di kantor kecamatan, baik camat maupun wakil camat tidak berada di tempat. Munawar menerangkan, keduanya sedang mendatangi kelurahan-kelurahan sebagai tindak lanjut sidak Jokowi tadi pagi.

“Pak camat sama wakil camat sekarang lagi ke kelurahan-kelurahan menindaklanjuti ada sidak dari Pak Jokowi tadi,” jelasnya.

Tas Seminar Batik @ http://JawaraShop.com

2. Sidak ke Terminal

Sidak Terminal

Bukan hanya Lurah Senen Anwar Maolana, Sekretaris Wakil Lurah Senen, M Rodi pun selaku wakil tidak ada di tempat. Tapi Rodi punya pembelaan. Dia mengaku tengah melakukan kunjungan lapangan.

Saya ke lapangan dulu, ke Terminal Senen dulu,” imbuh Rodi. Namun dia tidak menjelaskan apa saja yang dia lakukan saat berkunjung ke terminal Senen.

Jual Sandal Nama Unik dan Lucu @ http://JawaraShop.com

3. Hemat Energi

Mati Lampu

Wakil Lurah Senen M Rodi menjelaskan listrik yang belum menyala di kantornya sekitar pukul 08.00 WIB. Rodi beralasan hal itu terkait penghematan energi.

“Kadang-kadang kita ada penghematan, jadi lampu tidak kita hidupin semua. Yang penting-penting saja,” imbuhnya.

“Memang saya yang matiin. Kalau semua dihidupin, itu listriknya turun. AC 3 nyala, kalau lampu semua nyala bisa turun,” tambah Kepala Trantib Kelurahan Senen Saminem.

Lanjutkan membaca “6 Alasan Birokrat DKI yang Kantornya Masih ‘Tidur’ Saat Jokowi Sidak”

Minimarket Membunuh Pasar Tradisional

Minimarket Ngeyel
Jual Tas Bayi HDY Baby Diaper Bag @ http://TasBayi.JawaraShop.com

Dahulu sekitar 20 tahun yang lalu keberadaan Minimarket jarang kita temui. Jangankan di Desa, di wilayah Perkotaan saja keberadaanya hanya banyak kita jumpai di tempat padat penduduk. Dengan minimnya Minimarket pada saat itu, Pasar Tradisional dan Toko Kelontong yang ada di setiap desa-desa ini tentunya menjadi pilihan warga masyarakat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Namun kondisi tersebut sangat berbeda dengan kondisi saat ini. Keberadaan Minimarket tidak hanya ada di setiap dota-kota, di desa bahkan di desa terpencil sekalipun dengan mudah dapat kita jumpai Minimarket milik perseorangan ataupun milik waralaba. Dengan segala produk dagangannya dengan pilihan merk dan harga mulai dari produk dalam negeri ataupun produk import.

Saat ini sebagian masyarakat lebih memilih berbelanja di Minimarket daripada berbelanja di Pasar Tradisonal ataupun di Toko Kelontong yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Menurut mereka berbelanja di minimarket itu jauh lebih nyaman karena barang-barang yang mereka butuhkan lebih banyak pilihan merk dan harga sehingga dapat di sesuaikan dengan kebutuhannya dan kantong masing-masing pembeli.

Selain itu minimarket-minimarket sendiri menawarkan beberapa fasilitas yang menyenangkan pembeli. Seperti tempatnya yang bersih, pelayannya yang muda dan ramah, memakai pendingin ruangan dan jika ada complain atau keluhan dapat di tangani langsung oleh karyawan Minimarket.

Hal tersebut membuat para pembeli sangat puas, selain mereka dapat membawa pulang barang belanjaan, mereka juga mendapat senyuman dan pelayanan yang baik dari para pelayan Minimarket.

Kondisi tersebut sangat berbeda halnya dengan Pasar Tradisional, pada umumnya pasar-pasar tradisional itu kurang terjaga kebersihannya banyak sampah yang di buang sembarangan, tak jarang ada pengamen dan pengemis yang berkeliaran di pasar sehingga membuat pembeli merasa terganggu dan buruknya pelayanan dari pedagang yang sering diterima pembeli.

Mungkin karena rata-rata pendidikan para pedagang pasar yang rendah, sehingga mereka kurang memahami pentingnya memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pembeli. Dalam berdagang kepuasan pembeli harus di utamakan, supaya mereka tidak kapok dan akan datang kembali.

Jika di pikir-pikir, berbelanja di Pasar Tradional itu lebih hemat jika di bandingkan dengan belanja di Minimarket. Harga di Pasar lebih rendah, jika kita membeli di Minimarket selain kita membayar barang yang kita beli, kita juga di kenakan pajak sehingga hargaya sedikit lebih mahal.

Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, Pasar tradisional memiliki keunggulan pada produk-produk hasil bumi yang sebagian besar produknya masih segar-segar. Hal ini Minimarket sangat kewalahan untuk menandinginya.

Belanja di Pasar Tradisional Mendukung Ekonomi Rakyat

Minimarket Ngeyel

Dengan kita berbelanja di Pasar Tradisional selain kita mendapat harga yang lebih miring, kita juga turut serta dalam pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan yang pro terhadap rakyat kecil. Karena Pasar Tradisional itu sendiri terdiri dari pedagang kecil dan pedagang menengah.

Untuk membuat Pasar Tradisonal kembali bersinar, Pemerintah tidak boleh diam saja. Pemerintah harus segera mengambil tindakan yang tegas, dan membuat kebijakan yang lebih mementingkan kepentingan rakyat kecil. Dan harus melakukan pengontrolan secara rutin guna memperbaiki sistem kinerjanya dan supaya tidak ada pihak-pihak yang merasa di rugikan.

Langkah yang harus di lakukan oleh Pemerintah adalah merombak kondisi Pasar Tradisional saat ini supaya tidak kalah bersaing dengan Minimarket. Pemerintah seharusnya memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di Pasar, seperti parkiran umum dan toilet umum yang memadai.

Merapikan stand-stand penjualan, dan membuat Pasar Tradisonal menjadi bersih bebas dari sampah-sampah yang berserakan dimana-mana. Dengan lokasi yang bersih, rapi dan tertata ini akan mengembalikan minat masyarakat untuk berbelanja di Pasar Tradisional kembali.

Pemerintah hendaknya melakukan penyuluhan-penyuluhan terhadap para pedagang secara berkala. Pedagang di Pasar Tradisional harus di beri pengetahuan Bagaimana berdagang dengan baik dan benar.

Seperti menjaga kebersihan lingkungan mereka berjualan, memberikan pelayanan kepada pembeli dengan sebaik-baiknya, dan menjaga kepercayaan pelanggan dengan menjaga kualitas produk dagangannya dan menanamkan sikap kejujuran dalam melakukan timbangan.

Selain itu faktor keamanan harus lebih ditingkatkan supaya pembeli merasa aman dan tidak perlu was-was ketika berbelanja barang kebutuhan.

Peran dari warga masyarakat itu sendiri juga sangat dibutuhkan. Dengan kita berbelanja di Pasar Tradisiona setidaknya kita dapat membantu Pemerintah dalam terwujudnya upaya Pembangunan Ekonomi Berbasis Kerakyatan yang pro terhadap rakyat kecil ini.

Artikel : Kompasiana

Jual Tas Bayi HDY Baby Diaper Bag @ http://TasBayi.JawaraShop.com

www.mylivesignature.com/signatures/85877/supermilan/a1928e8a96a55f7092e99c05bb990dff.png Widya Wicaksana
08180-800-6625
(021) 9550-6400
http://www.JawaraShop.com

Jual Sandal Nama Unik dan Lucu @ http://JawaraShop.com

KRL Anjlok, Sebuah Teguran Atas Keangkuhan Sikap

KRL Commuter Line
Jual Sandal Nama Unik dan Lucu @ http://JawaraShop.com

Pagi ini begitu membuka detik, saya dikejutkan dengan berita anjloknya KRL di Cilebut, hingga merusakkan 3 gerbong dan peron KA. Hari ini 4 hari sejak diberlakukan tarif baru, yang tidak disetujui, diprotes, tapi mereka pembuat kebijakan mengabaikan protes, bahkan mengatakan “tidak ada gejolak“. “Belum ada protes terkait kenaikan tarif” kata Bapak-Bapak di menara gading sana.

Padahal protes dilakukan dengan berbagai cara oleh teman-teman krlmania. Bahkan sampai Komnas HAM dan beberapa pejabat tidak setuju. Sepertinya di negeri ini belum dikatakan ada protes dan belum didengarkan protesnya sebelum ada tindakan anarki atau chaos.

Lihat saja, pemerintah selama ini abai akan masalah buruh, begitu buruh bergerak, menutup tol, baru mereka mau memikirkan buruh. Hingga ketika buruh “baru mau bergerak” lagi, pejabat-pejabat yang berwenang turun Di kereta comuter, sejauh ini sepertinya “tidak ada tampang” berbuat anarki, mayoritas penggunanya orang kantoran yang lebih tenang. Sehingga sepertinya jauh dari tindakan anarki.

Protesnya lebih “intelek” via egroups, twitter, Facebook, campaign ke beberapa instansi dan pejabat. Namun, sepertinya pejabat-pejabat pembuat kebijakan di KAI/KCJ, “mbeguguk ngotowaton“, tidak bergeming, bahkan terkesan arogan, seolah berkata “Ini wewenang gua. Gua mesti urus ini kereta sesuai keahlian gua, biar bisa untung“.

Kepada penumpang seolah berkata ” Lo mau naik silahkan bayar dengan tarif yang ini, kalau gak mau silahkan gunakan moda angkutan lain“. Sementara pada instansi lain (KOMNAS HAM/DPR) seolah berkata, “ini wewenang gua, lho kagak usah  ikut-ikutan. Toh baik-buruknya KAI/KCJ tanggungan gua

Lanjutkan membaca “KRL Anjlok, Sebuah Teguran Atas Keangkuhan Sikap”