Filosofi 5 Jari Tangan Kita

https://supermilan.wordpress.com
Sahabat Pintar, Allah menciptakan kita dalam kondisi yang sangat sempurna, tak kurang satu apapun, termasuk lima jari di setiap tangan yang kita miliki ini. Tapi tahukan Anda filosofi di balik lima jari itu? 

1. Jari Kelingking 

Atau orang Jawa menyebutnya jenthik. Jari ini adalah jari yang paling kecil. Artinya, kita memulai pekerjaan dari yang kecil dulu.

2. Jari Manis

Cintailah pekerjaan kita dengan tulus, tentunya jari ini adalah jari yang kita sukai bukan? Buktinya cincin kawin atau cincin tunangan biasanya disematkan di jari ini.

3. Jari Tengah

Jari ini adalah jari tertinggi atau terpanjang dibanding dengan keempat jari lainnya. Artinya jika kita sudah memulai pekerjaan bahkan dari yang kecil sekalipun dan mencintainya, maka kita akan dapat meraih prestasi/puncak, entah berupa uang, kepercayaan, kerjasama, dst. Tidak ada satupun orang di dunia ini yang tidak memiliki prestasi. Percayalah!

Lanjutkan membaca “Filosofi 5 Jari Tangan Kita”

7 Sifat Setan yang Patut Ditiru

AC Milan Diavolo Rosso
https://supermilan.wordpress.com

Setan dan manusia memang pada dasarnya 2 makhluk yang berbeda dan saling bermusuhan. Manusia pada umumnya pasti benci kepada setan karena sifat jahatnya. Namun, di sifat-sifat jahat ini ternyata ada beberapa sifat setan yang patut di tiru. Mari kita intip beberapa sifat setan yang bisa kita tiru.

1. Pantang Menyerah

Setan tidak akan pernah menyerah selama keinginannya untuk menggoda manusia belum tercapai. Sedangkan manusia banyak yang mudah menyerah dan malah sering mengeluh.

2. Kreatif

Setan akan mencari cara apapun dan bagaimanapun untuk menggoda manusia agar tujuannya tercapai, selalu kreatif dan penuh ide. Sedangkan manusia ingin enaknya saja, banyak yang malas.

3. Konsisten

Setan dari mulai diciptakan tetap konsisten pada pekerjaannya, tak pernah mengeluh dan berputus asa. Sedangkan manusia banyak yang mengeluhkan pekerjaannya, padahal banyak manusia lain yang masih nganggur dan membutuhkan pekerjaan.

4. Solider

Sesama setan tidak pernah saling menyakiti, bahkan selalu bekerjasama untuk menggoda manusia. Sedangkan manusia, jangankan peduli terhadap sesama, kebanyakan malah saling bunuh dan menyakiti.

Lanjutkan membaca “7 Sifat Setan yang Patut Ditiru”

10 Resep Sukses Bangsa Jepang

https://supermilan.wordpress.com

1. KERJA KERAS

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang.

Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. Di kampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnya pagi 😉 ), membuat mahasiswa nggak enak pulang duluan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sebagian besar literatur menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai.

2. MALU

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya.

Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan.

Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian ticket kereta, masuk ke stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. HIDUP HEMAT

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup.

Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00. Contoh lain adalah para ibu rumah tangga yang rela naik sepeda menuju toko sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebih murah 20 atau 30 yen. Banyak keluarga Jepang yang tidak memiliki mobil, bukan karena tidak mampu, tapi karena lebih hemat menggunakan bus dan kereta untuk bepergian.

Termasuk saya dulu sempat berpikir kenapa pemanas ruangan menggunakan minyak tanah yang merepotkan masih digandrungi, padahal sudah cukup dengan AC yang ada mode dingin dan panas. Alasannya ternyata satu, minyak tanah lebih murah daripada listrik. Professor Jepang juga terbiasa naik sepeda tua ke kampus, bareng dengan mahasiswa-mahasiswa nya.

4. LOYALITAS

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Lanjutkan membaca “10 Resep Sukses Bangsa Jepang”

Definisi Orang Kaya

https://supermilan.wordpress.com
Apakah Anda orang kaya atau miskin? Bagaimana cara mengukur diri Anda, masuk kategori orang kaya atau miskin? Gampang. Berikut ini adalah indikasi2 yang bisa membuktikan bahwa Anda adalah orang kaya. Jika Anda tidak merasa memiliki indikasi di bawah ini, berarti Anda masih hidup dalam taraf kemiskinan:

1. ORANG KAYA BISA MEMBERI

Seseorang bisa dikatakan kaya kalau sudah bisa memberi. Mengapa? Logikanya gini : orang kaya hartanya sudah terlalu banyak dan dia sering bingung harus taruh di mana. Daripada mubazir, tercecer-cecer, rusak dimakan tikus, atau bahkan dicuri orang, mending berikan saja pada orang yang membutuhkan. Nilainya tidak masalah. Mau kasih orang Rp. 100 perak atau Rp. 100 ribu. Pokoknya siapapun yang bisa memberi, dia SUDAH PASTI ORANG KAYA.

2. ORANG KAYA TIDAK REWEL

Kembalian dari toko kurang Rp 50 perak? Pelayan di restoran jorok? Pakaian pramusaji nggak rapi? So what? Pada dasarnya, ketika Anda membeli sesuatu, pergi ke restoran, ke hotel, atau ke mana pun, dan ada orang yang “melayani” Anda, logikanya orang itu punya posisi di bawah Anda (namanya juga pelayan). Jadi sangat tidak wajar kalau kita menuntut orang yang melayani kita itu haruslah orang yang sangat rapi, sangat sopan, cerdas, dan perfeksionis.

Bayangkan pembantu di rumah Anda jauh lebih rapi, lebih sopan, dan lebih pintar daripada Anda. Gimana perasaan Anda? Bisa-bisa, teman-teman Anda mengira Andalah pelayannya, bukan Tuannya. Karena itu, kalau pelayan yang melayani Anda nggak rapi, toko yang Anda kunjungi lusuh, pegawai toko tidak tersenyum pada Anda/jutek, atau pramusaji lupa/kurang mengembalikan uang belanjaan Anda, Anda cukup tersenyum pada mereka. Nggak apa-apa, itu adalah hal wajar, karena mereka ada untuk melayani Anda. Dan seorang pelayan tidak harus lebih baik daripada Anda.

3. ORANG KAYA TIDAK BERHITUNG

Orang kaya nggak pernah mikir soal hitung-hitungan. kalau teman yang minjam uang telat ngembaliin, ya udahlah, toh cuman 1-2 hari atau 1-2 tahun. Ngapain diributin? Toh uang di rumah masih ada kok. Dan lagi kalau dia nggak ngembaliin, ya ngapain harus ngejar dia atau maksa bayar, sampe manggil tukang pukul buat ngancam-gancam segala? Justru orang kaya punya sikap yang berpasrah. Kalau yang minjam tidak bisa mengembalikan, ya udah, pasrahkan saja uangnya. Uang bukan hal besar buat orang kaya, justru hati yang besar itu yang terpenting. Orang berhati besar dapat terlihat dari sikapnya yang bisa berpasrah. Hanya orang kaya yang punya hati besar.

4. ORANG KAYA TIDAK MEMINTA-MINTA

Orang kaya tidak pernah minta-minta pada tetangga atau saudara-saudaranya. Mereka punya harga diri yang cukup tinggi, dan selalu berusaha untuk mencukupkan dirinya sendiri. Tidak ada kata susah bagi orang kaya. Bisa makan Nasi dan garam saja sudah menjadi kebanggaan sendiri. Ya lho… itu makanan paling mewah yang pernah ada di dunia ini. Carilah orang-orang di dunia, dan tantang mereka untuk makan Nasi dan Garam saja. Siapa yang bersedia? Hanya orang-orang berhati emas yang mampu bisa menikmati makanan semewah itu. Dan hanya orang-orang kayalah yang punya hati yang terbuat dari emas.

Lanjutkan membaca “Definisi Orang Kaya”

Bahagia adalah Memiliki Rasa Hidup yang Benar

Bahagia Jasa Pembuatan Website Instant, Murah, Hemat @ http://Web.JawaraShop.com

Kita sering mengira, bila keinginan terbesar kita terpenuhi, kita akan merasa senang selamanya. Sebaliknya, bila keinginan tidak terpenuhi, maka kita mengira akan merasa susah selamanya. Padahal, rasa hidup yang sebenarnya adalah sebentar senang dan sebentar susah.

Karena sering mengira bahwa bila keinginan terbesar terpenuhi kita akan merasa senang selamanya, kita sering mengejar sesuatu secara mati-matian dan menghindari sesuatu yang tidak kita ingini juga secara mati-matian. Pengertian yang salah mengenai sumber kebahagiaan ini dapat menyebabkan kita mengejarnya, dan dengan demikian kita justru dapat merasa sengsara.

Kita dapat mengalami surga tabah/tatag dan memiliki rasa tenteram bila memahami bagaimana keinginan-keinginan yang bersifat mulur–mungkret (berkembang-menyusut). Itulah yang menyebabkan kita sebentar senang karena keinginan yang terpenuhi, dan sebentar susah karena keinginan yang tidak terpenuhi.

Kita akan merasa tenang dengan memahami bahwa tidak ada rasa senang yang terus-menerus, dan tidak ada pula rasa susah yang terus-menerus. Dengan demikian, kita tidak perlu gentar bila keinginan-keinginan tidak tercapai. Toh kita hanya akan susah sebentar, dan akan kembali senang karena keinginan lain yang terpenuhi.

Dengan mengenali keinginan-keinginan sendiri, dengan memiliki pengetahuan mengenai rasa pribadi, kita dapat merasa bebas. Sebaliknya, tiadanya pengertian tentang rasa pribadi akan menghasilkan konflik-konflik dengan diri sendiri dan juga dengan orang lain.

Lanjutkan membaca “Bahagia adalah Memiliki Rasa Hidup yang Benar”